Menanam Kacang sebagai Penghasilan Tambahan Berkebun Kakao

Pertanianku — Saat ini harga komoditas kakao sedang mengalami kenaikan sehingga dapat berpotensi mendapatkan keuntungan besar. Sulawesi Tenggara dipetakan sebagai kawasan pengembangan komoditas ini sejak 2015 dan telah tertuang pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 46 tahun 2015. Dalam area perkebunan, lorongan di bawah tanaman kakao dimanfaatkan untuk menanam kacang-kacangan dan umbi.

kakao
foto: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian

Berbagai macam komoditas kacang-kacangan dan umbi disiapkan untuk ditanam di lahan kako. Kacang-kacangan yang ditanam antara lain varietas Dena 1, Dering 1, dan Dega 1, lalu ada kacang hijau dengan varietas Vima, kacang tanah dengan varietas Katan 1 dan Takar1, serta kacang tunggal varietas KTS. Semua varietas kacang-kacangan tersebut ternyata mampu tumbuh dengan baik di lahan yang dikelilingi oleh tanaman ini.

Selain kacang, juga ada beberapa tumbuhan umbi yang ditanam di lorong-lorong lahan kakao seperti ubi jalar varietas Antin3 dan Beta 2, dan ubi kayu varietas Adira 1. Pertumbuhan tanaman umbi pun dapat tumbuh dengan baik juga di lahan yang tertutupi dahan.

Hal ini membuat pemasukan tambahan bagi petani. Mengingat, lahan yang berada di bawah naungan pohon sering kali tidak terpakai, kali ini lahan tersebut malah berfungsi menjadi ladang kacang-kacangan dan umbi yang menghasilkan keuntungan tambahan selain dari penjualan kakao itu sendiri.

Penanaman kacang dan umbi di lahan pertanian kakao sebenarnya masih terbilang baru. Lahan perkebunan kakao di Sulawesi Tenggara sebenarnya masuk dalam lahan Gelar Teknologi (Galtek). Galtek ini berada di Desa Pudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, penanaman kacang ini merupakan usaha pemerintah untuk memanfaatkan lorong-lorong pohon biji coklat agar berfungsi menghasikan keuntungan.

Usaha ini sudah terbukti berhasil dilakukan dan mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, tidak diragukan lagi untuk ditiru oleh para petani kakao yang tertarik untuk mencoba cara ini.

Keberhasilan yang telah terbukti ini membuat semakin banyak pihak tertarik untuk mengembangkan lebih luas lagi budidaya tanaman di lorong-lorong pohon kakao agar lebih optimal.