Petani Indonesia Masa Depan? Ya Generasi Muda!

Pertanianku – Indonesia merupakan negara yang memiliki potensial di sektor pertanian. Bagaimana tidak, kekayaan negeri ini sangat melimpah ruah. Di segala sektor kehidupan menjamin secara pasti kesejahteraan manusia. Namun, kualitas sumber daya manusianya sendiri belum sebanding dengan ketersediaan sumber daya alam yang ada.

Foto: pixabay

Nyatanya Indonesia belum mampu melakukan regenerasi petani dengan baik. Regenerasi petani sepertinya sudah digerus zaman. Anak-anak muda sudah tidak mau lagi menjadi petani. Hal ini tentu saja berakibat pada penurunan jumlah petani. Bahkan, banyak petani berusia uzur yang masih bertahan hingga kini.

Ditambah lagi minat generasi muda yang semakin berkurang pada sektor pertanian. Pertama, adanya kecenderungan para pemuda terutama yang tinggal di kawasan pedesaan kurang tertarik pada dunia pertanian.

Hal ini tentunya berakibat nyata bahwa dalam sektor pertanian banyak didominasi oleh generasi tua yang umumnya kurang responsif terhadap perubahan.

Menurut pandangan generasi muda, bertani adalah pekerjaan tradisional yang kurang bergengsi dan hasilnya disamping tidak segera dapat dinikmati, juga jumlahnya relatif tak memadai.

Hal ini terjadi karena selain ditinjau secara ekonomi juga didukung oleh budaya instan dan ingin cepat menghasilkan. Adapun pertanian memerlukan proses panjang, dibutuhkan keuletan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai risiko internal dan eksternal.

Ditambah lagi dengan berbagai kebijakan yang tidak propetani. Dan, justru seringkali membuat pertanian dipandang sebelah mata dan dijadikan komoditas politik tanpa memedulikan nasib dan masa depan pertanian.

Itu sebabnya generasi muda terutama yang tinggal di pedesaan akan lebih tertarik pada pekerjaan-pekerjaan nonpertanian di kawasan kota-kota besar.

Mereka bekerja di sektor nonpertanian seperti menjadi pegawai, buruh pabrik, buruh bangunan, dan jasa transportasi, baik yang formal maupun non-formal, yang menurut pandangannya lebih bergengsi.

Untuk membangun citra pertanian, diperlukan sosialisasi dan kampanye pertanian yang diharapkan mampu membuat generasi muda sadar akan pentingnya pertanian dengan segala potensi yang dimilikinya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media komunikasi.

Selanjutnya, yang perlu dilakukan adalah membuat pusat pendidikan dan latihan kerja yang khusus untuk bidang pertanian.

Pusat pendidikan dan latihan ini sangat diperlukan yang nantinya akan menjadi sarana penggemblengan dan menjadi pusat mengasah keterampilan bertani pemuda ataupun pusat informasi dunia pertanian modern yang telah mengapliasikan berbagai teknologi.

Yang terpenting dari semua itu adalah tetap diperlukan keberpihakan kebijakan yang propetani dan pertanian. Segala upaya di atas jika tanpa dibarengi dengan keberpihakan pembuat kebijakan tetap saja tak akan mampu menarik pemuda untuk menjadi petani.

Pemuda akan mengoptimalkan diri berpartisipasi dalam pembangunan pertanian sekaligus menjadikan pertanian sebagai tumpuan di masa depan.