Penggunaan Padi Hibrida Terus Digalangkan, Begini Caranya!

#72Indonesia: Perkembangan padi hibrida di Indonesia semakin marak digalangkan

Pertanianku – Setelah 72 tahun Indonesia merdeka, selama itu pula para peneliti dan petani terus mengembangkan padi guna mendapatkan varietas dengan kualitas unggul. Ditambah lagi banyak varietas padi di Indonesia yang bisa diandalkan.

Foto: pixabay

Pemilihan benih dan cara persemaian merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi hibrida. Untuk itu, petani harus memilih benih padi hibrida yang benar-benar berkualitas, kemudian memperlakukannya dengan benar hingga tahap persemaian.

Untuk mendapatkan benih dengan kualitas terbaik, biasanya para petani memiliki benih padi hibrida unggul Petro Hibrid produksi Petrokimia Gresik, yang telah terbukti berkualitas dan mampu berproduksi tinggi. Hasil demplot di beberapa tempat menunjukkan, Petro Hibrid dapat panen sebanyak 10,5 ton/ha GKP, bahkan lebih. Selain itu, benih padi ini juga tahan terhadap serangan hama wereng batang cokelat dan blas.

Sebelum ditanam, benih padi hibrida harus disemai terlebih dulu. Perlakuan pertama, jemur benih selama 1—2 jam pada pagi hari, kemudian rendam benih selama 2 jam dengan air bersih. Buang air rendaman dan ganti dengan air bersih. Setelah itu, perendaman dilanjutkan selama 22 jam.

Untuk mendapatkan hasil terbaik, jangan lupa aplikasikan Potensida selama proses perendaman. Dianjurkan untuk mengganti air dengan air bersih setiap 3—4 jam. Setelah itu, peram benih selama 24—36 jam di tempat yang teduh atau sampai keluar calon akar 1 mm (tingil). Gunakan kantong peram bersih dan benih dalam keadaan lembap.

Pada persemaian dengan menggunakan sistem basah, lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat bedengan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap paling lambat sehari sebelum sebar benih. Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m² dan KCI 5 gr/m².

Setiap 1 kg benih membutuhkan lahan persemaian seluas 20 m² atau 300—400 m² untuk penanaman seluas satu hektare. Penggunaan benih padi hibrida yang dianjurkan 15—20 kg per hektare untuk sistem tanam tegel. Jika menggunakan sistem tanam jajar legowo, kebutuhan benih lebih banyak 30% atau 4,5—6 kg per hektare.

Benih yang sudah berkecambah kemudian disebar merata ke lahan persemaian. Setelah persemaian umur 10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m² luas persemaian. Sehari setelah sebar hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari.

Kemudian pada hari ke delapan dan seterusnya, ketinggian air dijaga 2—5 cm. Setelah bibit berumur 15—18 hari setelah sebar atau setelah daunnya tumbuh 5—6 helai, bibit dapat dipindahkan ke lahan penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). Terakhir, proses yang penting dilakukan adalah merawat dan menjaga hingga masa panen tiba.