Pertanianku — Inseminasi buatan atau kawin suntik merupakan salah satu teknik mengawinkan sapi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan sperma ke dalam organ reproduksi betina. Pada proses ini pejantan secara tidak langsung mengawini betina tanpa bantuan manusia. Sapi betina yang akan disuntik harus dalam keadaan birahi atau estrus agar sperma dari pejantan bisa membuahi sel telur.

Sperma yang digunakan pada proses inseminasi buatan berasal dari bibit sapi pejantan unggul dengan data-data yang jelas. Biasanya, sperma tersebut berasal dari Balai Inseminasi Buatan yang tersebar di beberapa daerah. Berikut ini gambaran proses pelaksanaan inseminasi buatan yang dilakukan oleh petugas yang sudah ahli.
Persiapan semen beku/cair
Petugas akan menyiapkan bahan pengecer, kemudian menampung semen pejantan. Semen yang sudah tertampung akan dievaluasi. Setelah selesai, semen dikemas ke dalam straw. Atau, biasanya petugas juga bisa langsung membeli semen beku/cair dari Balai Inseminasi Buatan yang sudah lebih terjamin.
Straw yang sudah berisi semen beku perlu dicairkan ke dalam air bersuhu 37C selama 7–18 detik. Setelah itu, straw dimasukkan ke insemination gun. Potong sedikit bagian ujung straw yang mencuat keluar dengan menggunakan gunting bersih. Selanjutnya, masukkan selubung plastik pada gun tersebut.
Petugas akan mengenakan sarung tangan dan memasukkan tangannya ke rektum sapi. Setelah itu, semen akan disemprotkan pada badan rahim dengan gun. Ketika proses inseminasi selesai, gun akan dikeluarkan secara perlahan dari alat reproduksi sapi betina, kemudian dibilas dengan air bersih.
Penyerentakan birahi
Penyerentakan birahi dilakukan dengan injeksi hormon. Kegiatan ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman. Penyerentakan birahi akan mempermudah proses perawatan sapi betina dan membuat kegiatan inseminasi buatan menjadi lebih efektif.
Pelaksanaan inseminasi buatan
Apabila sapi birahi pada pagi hari, proses inseminasi buatan baru bisa dilakukan sore harinya. Proses ini hanya bisa berlangsung pada induk yang sedang birahi sehingga liang leher rahim berada pada posisi yang terbuka. Peluang kebuntingan ditentukan oleh periode birahi induk saat dilakukan penyuntikan.
Induk yang baru birahi memiliki peluang kebuntingan sebesar 44 persen, di pertengahan birahi peluangnya sebesar 82 persen, di akhir birahi 75 persen, 6 jam setelah birahi 62,5 persen, 12 jam sesudah birahi 32,5 persen, 18 jam sesudah birahi sebesar 28 persen, dan 24 jam setelah birahi peluangnya berkurang banyak menjadi 12 persen.