Sitara, Sistem Tanam Pohon Jeruk Hasilkan Panen yang Melimpah

Pertanianku— Permintaan komoditas jeruk selalu meningkat tiap tahunnya, permintaan tersebut datang dari pasar lokal ataupun pasar ekspor. Untuk memenuhi seluruh permintaan tersebut, petani harus menggunakan cara-cara terbaru agar hasil panen yang didapatkan jauh lebih optimal. Sitara atau Sistem Tanaman Rapat merupakan teknologi budidaya jeruk yang dikembangkan oleh Badan Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro).

Sitara
foto: pixabay

Teknologi ini sudah dirakit sejak 2017 dan sudah dikembangkan dengan populasi 956 pohon/hektare. Pengembangan teknologi tanam Sitara juga dilengkapi dengan teknologi tambahan berupa geometri tanaman (arah baris, jarak tanam, dan pola penanaman), manajemen pohon pendek dan manajemen kanopi, manajemen nutrisi, dan manajemen OPT. Jadi, penerapan sistem tanam ini memang mencakup seluruh aspek kegiatan berkebun.

Sitara sendiri merupakan sistem menanam jeruk yang bisa dilakukan dengan tingkat populasi tanaman yang lebih tinggi daripada populasi normal. Penerapan sistem ini harus didukung oleh teknologi yang spesifik agar pohon mampu menghasilkan buah.

Teknologi Sitara hadir untuk menjawab permasalahan keterbatasan lahan yang sering dialami oleh petani jeruk. Keterbatasan lahan tersebut menyebabkan hasil panen yang didapatkan tidak maksimal. Dengan teknik menanam yang berbeda dari jarak serta kerapatan normal, hal tersebut menyebabkan masih adanya ruang terbuka yang berguna untuk jalan masuknya cahaya.

Sistem tanam ini juga membuat pohon menjadi kerdil. Tujuannya, agar pohon mudah untuk dirawat dan menghasilkan buah yang bermutu baik. Pohon jeruk dibuat kerdil dengan cara membuat percabangan pohon menjadi rendah, topping, bending, berbuah dini, dan pemangkasan akar.

Keunggulan sistem tanam Sitara dibandingkan dengan sistem tanam normal adalah panen yang dihasilkan lebih tinggi dan penggunaan saprodi dan tenaga kerja jauh lebih efisien. Karena panen yang didapatkan jauh lebih tinggi, keuntungan yang dihasilkan juga meningkat. Sistem tanaman ini sangat cocok diaplikasikan di lahan yang sempit ataupun yang luas sekalipun.

Dengan menerapkan teknologi Sitara, petani jeruk siam di Banyuwangi sudah bisa memanen jeruk saat umur pohon masih berumur 2 tahun. Hasil panen yang didapatkan juga lebih meningkat, semula hanya sekitar 4,2 ton/hektare. Dengan sistem tanam ini, petani bisa mendapatkan hasil panen menjadi tiga kali lipat, yakni sekitar 12,3 ton/hektare.